Langsung ke konten utama

Chunking

Chunking adalah teknik pengelolaan informasi agar lebih mudah untuk dipahami. Dasar dari teknik chunking adalah bahwa otak manusia hanya dapat mengelola 5-9 informasi dalam satu waktuyang lebih dikenal dengan istilah 7+-2 yang kemukakan pertama kali oleh George Miller yang saat itu masih merupakan Mahasiswa Psikologi Harvard University.

Untuk memudahkan dalam mengelola informasi terbatas itu maka di kemukakanlah teknik chungking, yaitu teknik untuk membagi informasi menjadi beberapa bagian sesuai dengan skema 7+-2. Adapun sebenarnya nama chungkin itu sendiri berasal dari  nama salah satu kota yang ada di China.

Teknik pengelolaan chungking di bagi atas 3 bagian. Yakni :

CHUNK UP, Merupakan teknik yang paling sering digunakan, teknik ini digunakan untuk memecah informasi yang kompleks menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Sederhananya, teknik ini mengelompokkan informasi yang masih berkaitan satu sama lain sehingga informasi tersebut menjadi lebih mudah untuk di ingat. Teknik ini lebih banyak di gunakan dalam proses pengelolaa informasi yang kompleks.

CHUNK DOWN, Merupakan kebalikan dari teknik chunk up, teknik ini membagi informasi kompleks menjadi bagian yang lebih kecil dan terperinci. Sederhananya, informasi disajikan menjadi lebih spesifik sehingga bisa diatasi satu persatu. Teknik ini sangat cocok untu memecahkan masalah kompleks yang memerlukan pengerjaan dalam waktu yang lama. Sehingga penyelesaian bisa dilakasanakan secara lebih terorganisir.

CHUNK ASIDE, adalah teknik untuk memisahkan informasi utama dengan informasi pendukung yang masih saling berkaitan dengan informasi utama . Teknik ini digunakan untuk lebih memudahkan untuk menentukan fokus utama. Dan juga bisa dimanfaatkan untuk mencari informasi-informasi yang masih memiliki pengaruh secara tidak langsung dengan tujuan yang telah ditentukan.

Agar menjadi lebih jelas maka berikut ini adalah perbedaan dari ketiganya :

1. Pengelompokkan Informasi : chunk up digunakan untuk memecah informasi yang overload dan kompleks dan mengelompokkannya menjadi bagian-bagian besar berdasarkan kategorinya. Sedangkan chunk down memecah informasi kompleks menjadi lebih kecil dan terperinci, sedangkan chunk aside melakukan pengelomopokkan informasi yang tidak terkait dengan topik utama namun masih relevan.

2. Tujuan Penggunaan : chunk up biasanya digunakan untuk memproses, mengingat, dan mengelola informasi yang lebih kompleks, chunk down digunakan untuk memecahkan masalah dengan merencanakan tindakan yang harus diambil. Sementara itu chunk aside digunakan untuk menangani informasi yang tidak terkait denga topik utama tetapi masih dianggap penting.

3. Tingkat abstraksi : chunk up mengambil pandangan yang lebih abstrak menyatukan gagasan atau konsep yang lebih luas menjadi satu kesatuan, chunk down mengambil pandangan yang lebih spesifik , memecah informasi atau konsep/gagasan menjadi detail-detail yang lebih terperinci, sementara chunk aside mengelompokkan informasi yang masih relevan tetapi tidak terkait langsung dengan topik utama.

4. Keterkaitan antara tiap bagian : chunk up mengelompokkan bagian yang memiliki keterkaitan, sehingga lebih mudah diingat dan dihubungkan, chunk down memecah informasi menajdi bagian-bagian yang independen satu sama lain, sehingga lebih mudah dipahami dan dikelola, sementara itu chunk aside mengelompokkan informasi yang tidak terkait dengan topik utama yang masih relevan.


Komentar